Oleh: Ummu Aulia 
Aktivis Muslimah


Sungguh ironi nasib yang menimpa rakyat dewasa ini, di tengah kekayaan alam yang melimpah ruah mengelilingi. Namun tak sedikit yang mengeluhkan mereka tidak bisa menikmati kekayaan tersebut, bahkan tanah yang menjadi pijakan pun seolah rakyat hanya sekedar menyewa serta kasus kelaparan hingga meregang nyawa.

Sebagaimana nasib pilu Undang (42) warga Garut yang rumahnya dibongkar paksa rentenir. Pembongkaran tersebut diduga dilakukan lantaran Undang tak mampu melunasi utangnya ke rentenir Rp 1,3 juta. Pembongkaran rumah Undang yang terletak di Kampung Haur Seah, Babakan Sirna, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi tersebut terjadi hari Sabtu (10/9) lalu.

Selain itu, Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB University Drajat Murtianto mengungkapkan bahwa 50% penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi (hidden hunger). Hal itu disebabkan kekurangan zat gizi mikro berupa zat besi, yodium, asam folat, seng, vitamin A dan zat gizi mikro lainnya.

“Kualitas konsumsi pangan kita belum baik. Penelitian menunjukkan 1 dari 2 penduduk Indonesia tidak mampu membeli pangan hewani, buah dan sayuran yang mengandung zat gizi mikro. Mereka mengalami kelaparan tersembunyi. Disebut kelaparan tersembunyi karena seringkali tanda-tandanya tidak nampak, namun sesungguhnya dampaknya sangat besar. Zat gizi mikro telah terbukti sebagai unsur gizi penting untuk peningkatan produktivitas kerja, kecerdasan dan imunitas,” jelasnya dikutip dari laman resmi IPB University, Minggu (18/9).

Kabar duka juga menyelimuti Suku Baduy, Banten, yang enam warganya meninggal dunia dalam sebulan terakhir. Keenam warga Baduy yang meninggal dunia itu, yakni empat balita yang berasal dari Baduy Dalam dan Baduy Luar serta dua orang dewasa. Kepala Puskesmas Cisimeut Dede Herdiansyah mengatakan, gejala yang dialami keenam warga sebelum meninggal, di antaranya batuk hingga diare. (Kompas.com, 15/09/2022)

Sistem Batil Matikan Sendi Kehidupan

Beragam fakta mengenaskan menimpa masyarakat mulai dari rumah dibongkar karena terjerat rentenir, mati misterius karena penyakit tak tertangani hingga data akademik yang menyatakan bahwa 50% penduduk alami kelaparan tersembunyi.

Semua yang terjadi bukan kasus baru dan hal ini terus akan berlanjut selama sistem kapitalisme sekuler terus dipraktikkan. Sistem yang bersumber dari manusia yang mana berlaku saat ini yakni memisahkan peran agama dari kehidupan. Mulai dari mengurus urusan ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum dan keamanannya pun memakai sistem tersebut. Alhasil tidak akan membuahkan kesejahteraan.

Selain itu dalam sistem ini kerap berlaku hukum rimba, yang kaya yang berkuasa, yang memiliki kekuasaan dialah pemenangnya. Pun tak lepas dari watak orientasi materi dan keuntungan serta demi meraih kepentingan mereka semata. Watak seperti inilah yang menyebabkan banyak penguasa abai dengan kepentingan rakyatnya.

Maka tak heran banyak kesenjangan yang luar biasa terjadi pada semua sendi kehidupan manusia. Sistem inilah sumber kemelaratan rakyat saat ini.

Kembali Kepada Sistem Islam

Sebagai manusia yang lemah sudah sepatutnya kita benar-benar harus tunduk dan patuh terhadap apa yang sudah Allah Swt. perintahkan. Bahkan Allah Swt. sudah mengingatkan kita dalam firman-Nya:

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaha: 124)

Maka tak heran ketika peringatan itu diabaikan, hukum-hukum Allah dicampakkan, bahkan dihina hingga dicaci maki. Hal ini sama saja mereka menutup pintu-pintu keberkahan yang telah Allah Swt. berikan.

Karena sebagai manusia lemah kita sangat membutuhkan aturan itu sebagai pedoman hidup yakni taat terhadap syariat Islam. Syariat Islam diturunkan Allah Swt. bertujuan untuk menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan juga menjaga harta.

Maka umat harus sadar betapa pentingnya kembali kepada syariat Islam. Dan syariat Islam hanya bisa tegak apabila ada institusi yang menaunginya yakni sistem Khilafah. Wallahualam bissawab.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama