Oleh Ummu Hafida Ayya
Aktivis Dakwah
Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
“Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya." (Hadis hasan, riwayat ar-Rawiyani, ad-Daruquthni, al-Baihaqi, adh-Dhiya’)
Kemuliaan Islam sebagai agama yang sempurna memang tidak perlu diragukan lagi keberadaannya. Islam menjadi solusi untuk seluruh problematika kehidupan umat manusia di dunia ini.
Namun seiring berjalannya waktu, kemurnian Islam ternoda oleh pemikiran-pemikiran keliru. Pemikiran keliru tersebut lahir dari sistem rusak buatan manusia yang mengedepankan hawa nafsu. Salah satunya adalah munculnya moderasi Islam yang terus disuarakan di tengah-tengah kaum muslim.
Seperti yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas saat menggelar Seminar Islam Washatiyah Bagi Generasi Muda, Sabtu (5/11/2022) di Aula Abu Dardiri Kantor PD Muhammadiyah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Seminar diikuti 180 peserta yang terdiri dari perwakilan pemuda/i ormas Islam baik NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, LDII dan DDII Kabupaten Banyumas. Seminar tersebut juga dihadiri oleh perwakilan mahasiswa kampus dan pelajar SLTA di Purwokerto.
Ketua MUI Kabupaten Banyumas Taefur Arofat mengatakan, seminar bertujuan untuk mengkampanyekan Islam washatiyah atau moderasi Islam. Menurut Taefur, Islam washatiyah merupakan program Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat.
Lebih lanjut Taefur juga menjelaskan bahwa tema dari seminar tersebut adalah tema yang saat ini tengah menjadi perbincangan dunia. Yaitu munculnya golongan islamofobia yang menyudutkan Islam sebagai ekstremis, radikalis, dan intoleran.
Diungkapkan bahwa kampanye washatiyah Islam juga harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya memerangi ektremisme agama tapi juga harus memerangi ektremisme ekonomi, politik dan hukum. (suaramerdeka-banyumas.com, 7/11/2022)
Ide Kufur
Moderasi Islam merupakan sebuah ide bahwa Islam harus mengikuti konteks kekinian yang sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman. Islam juga harus fleksibel yang bisa ditarik ulur menurut keinginan dan demi kemaslahatan. Di samping itu, moderasi Islam dinilai sebagai jalan terbaik untuk menyelamatkan Islam dan pemeluknya dari berbagai tuduhan yang disematkan kepada agama dan diri mereka.
Tuduhan-tuduhan tak berdasar kepada Islam sepertinya tidak akan bisa dihentikan. Islam kerap dihubung-hubungkan dengan isu radikalisme, terorisme, dan fundamentalisme. Isu-isu tersebut menjadi sesuatu yang menakutkan di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, Islam harus diarahkan untuk menjadi agama yang damai, menghargai keberagaman, dan menjaga persatuan.
Sebagai contoh, adanya ajakan untuk ber-Islam biasa-biasa saja dan jangan terlalu mendalam. Sebab hal itu bisa memunculkan sikap radikal dalam diri seorang muslim.
Begitu juga tentang kewajiban berbusana syar'i bagi muslimah. Jilbab dan kerudung dianggap sebagai pakaian zaman jahiliah. Jilbab juga dicibir dan disindir sebagai budaya padang pasir.
Moderasi Islam juga begitu gencar dalam mengajak umat Islam untuk menghormati dan menghargai umat agama lain dengan cara yang salah kaprah. Para penggagas moderasi Islam mengajarkan umat Islam untuk ikut berpartisipasi dan saling bekerja sama pada momen-momen peringatan hari raya semua agama. Dalam diri para pengusungnya mereka menganggap bahwa semua agama itu benar karena tidak ada agama yang paling benar. Hal itu sebagai bukti adanya rasa saling menghormati atas nama toleransi.
Ajakan tersebut bukan tanpa alasan. Semua itu dilakukan atas nama HAM. Menurut mereka hal itu adalah cara terbaik untuk menghindari konflik antar umat beragama di negeri ini.
Moderasi Islam memiliki pandangan bahwa konflik yang terjadi karena Islam yang selama ini diyakini dan diamalkan adalah Islam warisan masa lalu yang berisi aturan-aturan baku dan kaku. Keyakinan tersebut membuat mereka memikirkan sebuah solusi agar tidak terjadi pertentangan di tengah-tengah masyarakat yang sudah modern dan berpikiran maju. Maka, satu-satunya jalan adalah membuat Islam dan aturannya harus tunduk dengan situasi dan kondisi pada masa kini.
Moderasi Islam juga menolak adanya hukum-hukum Islam yang disinyalir memicu tindak kekerasan. Oleh karena itu, adanya aturan Islam tentang wajibnya jihad harus dihilangkan. Sebab menurut mereka, jihad adalah tindakan kekerasan yang mematikan rasa kemanusiaan. Jihad identik dengan perang yang sia-sia dan hanya akan memakan korban orang-orang yang tidak berdosa. Pada akhirnya seluruh aturan Islam tidak luput dari tuduhan keji penuh diskriminasi.
Cara-Cara Licik
Masifnya kampanye moderasi Islam sampai kepada sebuah titik temu. Bahwasanya moderasi Islam memiliki tujuan-tujuan tertentu. Cara-caranya pun begitu licik dan penuh intrik. Narasi-narasi menyesatkan terus digulirkan agar umat Islam merasa ragu dan takut dengan ajaran agamanya. Doktrin-doktrin tanpa dasar terus diopinikan dengan kata-kata manis penuh tipu daya.
Islam yang begitu mulia dengan seperangkat aturannya yang sempurna digambarkan sudah terlalu tua. Maka dari itu, aturan-aturan Islam harus direvisi sana-sini. Aturan Islam yang terperinci juga dianggap mengebiri kebebasan manusia untuk berekspresi di segala lini.
Tidak cukup sampai di situ, seruan untuk menerapkan Islam secara kaffah dianggap sebuah makar kepada pemerintah. Begitu pula ajakan berdakwah untuk mewujudkan adanya Daulah Khilafah sebagai pemersatu umat dianggap mimpi di siang bolong alias omong kosong. Sejarah kejayaan Islam di masanya juga hanya dijadikan kisah dongeng pengantar tidur tanpa makna.
Semua ajakan, pandangan, pemikiran dan tuduhan yang disematkan oleh para penyeru moderasi Islam adalah buah dari penerapan sistem kufur Kapitalisme liberal. Ide sekulerisme yang diusung oleh sistem ini membuat pemikiran kaum muslim terpasung. Mereka terbelenggu oleh aturan agama di ranah individu. Bagi mereka membawa Islam di ranah publik hanya akan menuai konflik. Begitu pula aturan-aturan Islam yang terkait hukum sanksi dijadikan kambing hitam bahwa hukum Islam itu kejam dan tak berperikemanusiaan.
Mereka, para penggiat moderasi Islam mungkin lupa atau bahkan pura-pura lupa bahwa Islam adalah agama yang datang dari Zat Maha Kuasa yang menciptakan manusia. Sudah pasti aturannya menyeluruh dan sempurna. Aturan Islam tidak hanya tentang ibadah dan akidah. Namun, Islam hadir dalam ranah keluarga yang mengatur interaksi antara suami dan istri. Islam muncul dalam akad bermuamalah hingga kewajiban berdakwah. Islam ada untuk mengatur urusan di ranah pendidikan, kesehatan dan kebudayaan. Islam pun bicara tentang ekonomi dan politik luar negeri. Islam juga mewajibkan adanya sebuah negara dalam mengadili siapa saja yang melanggar aturan dalam sistem sanksi.
Maka ketika moderasi Islam begitu gencar disuarakan, tentu ada udang di balik batu alias ada tujuan tertentu. Tujuan itu tidak lain dan tidak bukan adalah menjauhkan umat muslim dari agamanya sendiri. Mereka, para pembenci Islam juga berupaya sekuat tenaga agar Islam tidak lagi diyakini kebenarannya. Dengan begitu umat muslim akan meninggalkan agamanya dengan sukarela. Itulah tujuan utama yang menjadi harapan terbesar musuh-musuh Islam.
Dengan upaya-upaya tersebut umat muslim mereka harap akan mengambil Islam sekadarnya saja. Islam hanya dijadikan teori tanpa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Islam juga hanya dianggap sebuah agama tanpa dijadikan sebagai pandangan hidupnya.
Bahaya Tersembunyi
Dengan begitu umat Islam tidak akan pernah bangkit pemikirannya. Mereka juga tidak akan peka dengan kondisi sekitarnya. Tidak ada upaya memperbaiki kondisi umat yang terpuruk di segala aspek kehidupan. Berbagai kemaksiatan, kejahatan, dan kerusakan dibiarkan merajalela. Aktivitas gaul bebas dan perilaku menyimpang kaum LGBT dianggap hal yang biasa. Tidak ada yang tersisa dari umat muslim selain kemunduran dan kemerosotan dalam berpikir.
Begitu juga dengan kondisi umat muslim di seluruh penjuru dunia tidak pernah terpikirkan oleh mereka. Umat Islam terbelenggu sekat-sekat negara bangsa
tanpa bisa berbuat apa-apa. Umat Islam tidak berdaya tanpa ada yang membelanya karena para pemimpinnya hanya diam seribu bahasa.
Hal-hal di atas merupakan bahaya yang terus mengintai Islam dan para pemeluknya. Itulah agenda tersembunyi di balik kampanye Islam moderasi. Karakter Islam yang cinta damai, menjunjung tinggi hak asasi, dan toleransi hanya topeng kepalsuan belaka. Semua itu merupakan racun pemikiran yang sangat berbahaya.
Bahaya pemikiran moderasi Islam tentu harus segera disadari oleh umat muslim. Umat harus segera dipahamkan dengan Islam yang sesungguhnya. Bahwasanya Islam itu hanya satu tanpa ada embel-embel lain yang mengikutinya. Tidak ada Islam moderat, radikal ataupun tradisional.
Memahami Islam yang Hakiki
Islam yang sesungguhnya adalah Islam yang seluruh hukum-hukumnya harus diterapkan. Hukum-hukum tersebut tidak boleh dipilih ataupun dipilah. Aturan Islam tidak boleh diambil yang menguntungkan dan ditinggalkan jika dianggap merugikan. Perintah untuk berislam dan menerapkannya aturannya secara menyeluruh telah Allah Swt. jelaskan dalam firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"ahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah [2]: 208)
Umat Islam juga harus menggunakan akalnya dengan jernih dan mendalam. Dengan begitu mereka tidak akan terjebak perangkap jaring rusak pemikiran moderasi Islam. Umat akan memahami bahwa Islamlah satu-satunya agama yang diterima di sisi Zat Yang Maha Tinggi.
Hal itu telah Allah Swt. tegaskan dalam firman yang artinya:
"Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali Imran [3]: 19)
Dengan keyakinan tersebut maka akan membawa umat untuk cinta pada Islam dengan berusaha untuk mengkajinya. Juga berupaya untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu umat Islam harus menyampaikannya dengan aktivitas dakwah agar Islam terus tersebar luas.
Pemahaman seperti itu hanya bisa diperoleh dengan cara mempelajari Islam secara terus-menerus agar keimanan dan ketakwaan umat muslim terbina dengan sempurna. Dengan pemahaman Islam yang sempurna umat muslim akan terhindar dari bahaya tersembunyi di balik kampanye Islam moderasi. Begitu sempurnanya Islam dalam menjaga umatnya. Penjagaan Islam akan membawa pemeluknya kepada keselamatan dunia dan akhirat. Semua itu akan terwujud apabila umat Islam patuh dan tunduk kepada seluruh aturan syariat.
Wallahualam bissawab.
Posting Komentar