Oleh Rosmita 
Aktivis Muslimah

Miris, akhir-akhir ini berbagai media dipenuhi berita kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung pada pembunuhan. Lebih mirisnya lagi pembunuhan dilakukan oleh suami kepada istrinya. Seperti yang terjadi di Cikarang, seorang suami tega menggorok leher istrinya dengan pisau dapur, hanya karena kesal diminta uang belanja. (Republika, 12/9/2023) 

Sedangkan di Singkawang, seorang suami menusuk perut istrinya sebanyak 4 kali hingga tewas karena tak terima digugat cerai. Kemudian di Ciamis, seorang juru parkir tega menganiaya istrinya hingga tewas hanya karena cekcok masalah uang hasil parkir yang dipegang istrinya. (Kompas, 16/9/2023)

Suami yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom istri malah tega menghabisi nyawa istrinya secara sadis. Apapun masalah yang menyebabkan konflik di antara kedua pasangan seharusnya bisa  diselesaikan dengan baik andai keduanya mau duduk dan bicara dengan kepala dingin.

Namun, beratnya beban kehidupan ditambah lemahnya pengelolaan emosi membuat seseorang hilang kendali saat terjadi konflik. Hal inilah yang memicu tindak kekerasan hingga berujung pada pembunuhan.

Potrem Buram Kehidupan Sekuler Kapitalisme

Sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan membuat umat Islam jauh dari nilai-nilai Islam. Islam hanya dijadikan identitas belaka, tanpa mau menjalankan syariatnya. Apa-apa yang Allah wajibkan ditinggalkan dan apa-apa yang Allah larang malah dikerjakan. Minimnya keimanan dan ilmu tentang Islam membuat umat Islam jauh dari kepribadian Islam. Tidak bisa lagi membedakan halal dan haram. Budaya ammar makruf dan nahi munkar pun hilang. Sistem ini melahirkan kepribadian individualis, yang kurang peka terhadap lingkungan sekitar dan hanya peduli pada urusannya masing-masing. 

Sedangkan sistem kapitalisme membuat kehidupan rakyat makin terasa berat. Masyarakat dimiskinkan secara struktural. Sulitnya mencari lapangan pekerjaan ditambah harga-harga yang terus melonjak membuat rakyat miskin kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini menyebabkan para suami sebagai kepala rumah tangga tidak bisa lagi menjalankan tugasnya sebagai pencari nafkah. Kalaupun masih bisa berusaha, tetapi penghasilan yang minim tetap tidak bisa mencukupi nafkah keluarga. Sehingga para istri harus ikut bekerja demi menopang hajat hidup keluarga. 

Disinilah pangkal muncul berbagai permasalahan dalam rumah tangga. Istri yang seharusnya di rumah, mengurus anak dan rumah tangga sibuk di luar rumah. Anak dan suami terabaikan. Suami merasa tidak dihargai oleh istri, begitu pula sebaliknya. Sehingga hal-hal kecil dapat menimbulkan konflik dan seterusnya hingga terjadi KDRT yang berujung pada pembunuhan. 

Di sisi lain, harta kekayaan milik umum yang seharusnya dikelola oleh negara dan dikembalikan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat malah dikuasai oleh perusahaan swasta baik lokal maupun asing. Alhasil hanya segelintir orang yang bisa merasakan kesejahteraan yaitu para penguasa dan pengusaha. Jenjang kesetaraan sosial makin menganga lebar, yang kaya makin kaya, yang miskin makin sengsara.

Sistem Islam Melahirkan Insan yang Bertakwa dan Berakhlak Mulia

Islam adalah rahmatan lil alamin. Allah sebagai Sang Pencipta telah membuat seperangkat aturan untuk mengatur hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. 

Negara Islam akan menerapkan syariat Islam secara kafah dan memastikan setiap muslim dalam daulah terikat dengan syariat. Negara akan melakukan pembinaan terhadap setiap individu muslim, sehingga terbentuk pribadi yang bertakwa dan berakhlak mulia.

Negara juga akan memberikan sanksi bagi siapa saja yang melanggar syariat. Sanksi diberikan sebagai bentuk jawabir (penebus dosa) dan jawazir (memberi efek jera). Sanksi yang diberikan berdasarkan apa yang telah Allah syariatkan, seperti hukum potong tangan bagi pencuri (QS. Al Maidah:38) dan hukum qishash bagi pembunuh (QS. Al Baqarah:178). Sehingga setiap orang akan berpikir seribu kali untuk melakukan kejahatan karena hukuman yang diberikan benar-benar memberi efek jera. 

Selain itu, negara Islam menjamin kesejahteraan rakyatnya dengan memberikan jaminan keamanan, kesehatan dan pendidikan secara gratis. Negara juga mengelola sendiri harta milik umum berupa hasil laut, hasil hutan dan barang tambang dan hasilnya diberikan kepada rakyat. 

Rasulullah saw. bersabda: "Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara, padang rumput, air dan api." (HR. Abu Dawud dan Ahmad) 

Selain itu, negara juga menjamin setiap kepala keluarga memiliki pekerjaan agar dapat menafkahi keluarganya. Bila seorang kepala keluarga tidak mampu bekerja karena sakit atau sudah meninggal dunia, negara akan mencarikan siapa yang seharusnya menanggung nafkah keluarganya dari pihak suami bila tidak ada maka negara akan mengambil alih nafkah keluarga tersebut.

Sehingga wajarlah jika sistem Islam melahirkan generasi yang cemerlang karena berhasil memberikan kesejahteraan dan membentuk kepribadian Islam. Tidak seperti sistem kapitalis yang melahirkan individu sadis dan bengis. Maka tidak ada cara lain untuk mengatasi masalah yang  menimpa umat saat ini, selain kembali kepada sistem Islam. Sistem yang telah Allah turunkan pasti akan mendatangkan kemaslahatan bagi seluruh alam. Wallahualam bisawwab. []

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama