Oleh Yafi'ah Nurul Salsabila
Aktivis Dakwah
Slogan "Pedoman Gizi Seimbang"
adalah slogan bapak gizi Indonesia profesor Poerwo Soedarmo merupakan slogan baru dan berkembang sangat pesat serta penyempurna gizi ditujukan pada susu sapi. Yakni susu sapi menjadi minuman sehat untuk diminum oleh anak-anak bahkan sampai orang dewasa. Apalagi bila diminum dari pabriknya yang membuat tubuh dan tulang sehat. Namun susu sapi pada saat ini tak bisa diminum setiap hari karena adanya batasan stok yang diberikan bukan karena mahal tetapi impor. Banyaknya varian rasa pada susu sapi baik kemasan atau botol mulai dari: susu original, susu coklat, susu stroberi, susu caramel, susu vanila, susu pisang dan lain-lain.
Dilansir dari halaman berita bahwa puluhan peternak sapi perah dan pengepul susu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir ini mereka terpaksa membuang susu hasil panen. Karena lantaran pabrik atau industri pengolahan susu (IPS) mulai membatasi kuota penerimaan pasokan susu dan para pengepul tersebut membagikan susu secara gratis kepada warga di kawasan Simpang Lima Boyolali kota. (Tempo.co, 8/11/24)
Dalam waktu 15 menit, sebanyak 500 liter susu habis diberikan kepada warga sekitar lokasi. Lalu sekitar 30 peternak dan pengepul susu dari berbagai kecamatan di Kabupaten Boyolali mendatangi kantor dinas peternakan wilayah untuk melaporkan permasalahan ini dan mereka juga izin untuk membuang stok susu yang tidak bisa dikirimkan ke pabrik.
Sungguh sangat miris dan sedih mengetahui fakta keadaan para peternak susu sapi yang sudah bekerja keras agar mereka bisa melanjutkan kehidupan sehari-hari dengan mendapat hasil upah yang mereka harapkan.
Bagai petir di siang hari yang menyambar siapa saja yang tak bisa menghadapinya. Kerugian yang mereka rasakan begitu pahit dan membekas yang membuat mereka melakukan demo dengan mandi susu, membagikan secara gratis kepada warga. Jaminan yang ingin diberikan tak ada dan kebutuhan sandang, pangan dan papan juga mereka butuhkan.
Agar tindakan yang mereka lakukan dilihat oleh negara atau rezim yang mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Tapi tak ada satu pun respon serta tindakan dari rezim, mereka tetap mempertahankan investor asing dari luar negeri seperti: Vietnam.
Inilah yang terjadi jika negara hanya menjadi regulator bukan raa'in (mengurus urusan rakyatnya) sebagaimana mestinya. Sistem kapitalisme yang diterapkan yang bertujuan mengejar materi duniawi dan meraup keuntungan semata.
Alhasil, para peternak menjadi korban sekaligus tak bisa memberikan nafkah kepada keluarganya. Padahal sudah jelas harus negara yang mampu memberikan fasilitas terutama dalam bidang ekonomi.
Sangat jauh berbeda dengan solusi Islam yang paripurna yang menempatkan rezim atau penguasa sebagai amananah dan bertanggungjawab. Rasulullah Saw bersabda sebagai berikut:
"Imam/khalifah adalah pengurus bagi rakyatnya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang diurus." (HR. Muslim dan Ahmad)
Negara juga tidak akan membiarkan ada demo atau aksi membuang susu sapi yang dinilai mubadzir dan negara khilafah akan mengurus kebutuhan rakyat secara mandiri. Negara juga akan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dan membantu kebutuhan gizi anak-anak serta menghitung susu nasional yang disediakan peternak.
Negara khilafah juga membuat kebijakan distribusi agar peternak susu bisa menjual produksinya seperti konsumen rumah tangga, industri dan pasar. Serta menjamin kualitas peternak susu sesuai standar susu yang baik menurut para ahli gizi.
Dalam sistem Islam mengeluarkan kebijakan impor susu jika kebutuhan di dalam negara tidak bisa terpenuhi oleh peternak lokal, mekanisme impor yang berlaku bagi para pedagang ke pedagang lain menutup celah kejahatan impor dan akan ditindak dengan tegas.
Wallahualam bissawab. []
Posting Komentar