Oleh Sabikhisma
Aktivis Muslimah


Di awal tahun 2025 mata dunia kini tertuju pada tragedi kebakaran hebat di Los Angles Amerika. Seperti yang kita ketahui kebakaran yang terjadi sejak Selasa 7 januari 2025 lalu hingga kini masih belum bisa dipadamkan, bahkan Los Angles harus bersiap atas kebakaran hutan yang mungkin akan semakin memburuk dengan api yang membara bak "Api Abadi".

Kebakaran yang bermula dari kepulan asap tebal dilihat oleh penduduk di kawasan Pacific Palisades sebelah barat Los Angeles dari perbukitan di seberang rumah mereka. Api menyebar dalam waktu singkat kurang dari setengah jam, luas kebakaran yang awalnya hanya 4 hektare menjadi lebih dari 80 hektare. Kobaran api melalap perumahan, sejumlah bioskop, berbagai restoran, pertokoan, dan sekolah-sekolah, serta menghancurkan 12.000 bangunan. Kepala ahli meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter, mengatakan ini adalah salah satu kebakaran terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah kota di California. (bcc.com, 14/1/25).

Berdasarkan fakta lapangan, wilayah yang terdampak lebih luas dari Kota Paris. Menurut data Cal Fire, area yang terkena kobaran api mencapai 15.632 hektare. Luas area tersebut setara dengan 60 mil persegi. Besaran ini lebih luas dari ibu kota Paris, Prancis, yang sebesar 40 mil persegi atau 10.540 hektare.

Hingga saat ini 15 januari 2025 data yang dirilis disitus resmi korban tewas akibat kebakaran sejak pekan lalu bertambah lagi menjadi 25 orang. Yang sebelumnya ada 35 orang dilaporkan hilang, sebanyak 20 orang ditemukan selamat dan dua lainnya meninggal dunia. Total 105.000 penduduk dalam posisi siaga evakuasi, dan sebanyak 87.000 penduduk berada di bawah peringatan evakuasi. Sejumlah warga mengaku sulit untuk menjauh dari titik api. Namun, area yang terdampak masih tidak aman. (cnnindonesia.com, 15/1/25)

Konspirasi kebakaran Los Angeles

Selayaknya yang diketahui masyarakat umum, menurut laporan Live Science  faktor utama penyebab terjadinya kebakaran ini adalah akibat Angin Santa Ana atau angin gurun kering yang tercipta saat area dengan tekanan tinggi terbentuk di atas Great Basin, dan didukung krisis iklim juga berkontribusi membuat kebakaran meluas sekaligus menghancurkan. Kombinasi cuaca yang sangat kering dan hembusan angin topan yang mencapai kecepatan hingga 160 km/jam. Serta suhu global yang meningkat imbas pembakaran bahan bakar fosil juga menyebabkan peningkatan jumlah hari menjadikan "musim kebakaran."

Seakan menemui jalan buntu. Berbagai upaya telah dilakukan pihak pemadam untuk menjinakkan api. Termasuk menggunakan cairan berwarna pink yang disebut sebagai cairan pengahambat api (Retardan). Retardan ini merupakan cairan yang mengandung monoammonium phosphate sebagai bahan utama sekitar 80-90%, dan sisanya lagi adalah bahan campuran. Cairan ini juga menimbulkan banyak perdebatan karena dianggap membahayakan keberlangsungan ekosistem hutan terlebih untuk manusia dan satwa-satwa langkah.

Akan tetapi banyak yang mengaitkan bencana ini dengan sejumlah konspirasi. Tak sedikit yang berpendapat jika kebakaran di LA terjadi karena kesengajaan hingga hukum karma. Lantas apa saja konspirasi yang?

1. Agenda LA Smart City
Agenda ini dilansir menjadi salah satu konspirasi yang diduga kuat penyebab kebakaran besar di wilayah negara bagian California itu. Hal ini ini telah ramai beredar di media sosial, yang menyebutkan bahwa membangun kota baru akan lebih mudah jika bangunan lama telah dihancurkan. 

Berdasarkan pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), smart city atau People-Smart Sustainable Cities merupakan kota inovatif yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi serta sarana lain untuk meningkatkan kualitas hidup, efisiensi operasi dan layanan perkotaan, dan daya saing.

2. Ulah Politik
Teori konspirasi juga mengarah pada sejumlah tokoh politik. Nama yang tertuduh seperti Gubernur California Gavin Newsom dan Presiden AS Joe Biden. Kebakaran disebut merupakan salah satu bagian agenda pembangunan rel kereta api cepat yang didanai China. Disebutkan, bahwa kebakaran bisa cepat menyebar, karena beberapa hidran di wilayah tersebut sengaja dinonaktifkan untuk mencegah upaya pemadaman kebakaran.

3. Karma atas Pealestina
Dalam hal ini, menyebutkan kebakaran di AS merupakan karma karena negara tersebut mendukung Israel. Seperti diketahui, Israel melancarkan serangan yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban di Gaza, Palestina. Serangan Israel untuk Gaza, sejak Oktober 2023 dilaporkan menewaskan korban di Palestina berkisar 55.298 hingga 78.525 jiwa. 
Adapun AS diketahui mendukung Israel dalam konflik di Timur Tengah, AS menghabiskan lebih dari USD22 miliar (sekitar Rp356,8 triliun).

4. Azab golden globe awards
Kaitan karma lain, ialah merujuk pada acara Golden Globe Awards 2025. Acara tersebut viral karena pernyataan kontroversial pembawa acara itu, Nikki Glaser. Ia menyebut, tak satupun penerima penghargaan menyebut nama Tuhan. (Tirto.id, 13/1/25)

Sederet serangkaian spekulasi akibat kebakaran Los Angeles, seakan ikut memanas. Rasa kepercayaan masyarakat juga semakin terkikis seolah musibah yang terjadi ini bukan murni karena alam, melainkan karena ulah manusia. Lalu bagaimana selayakanya masyarakat harus bersikap menurut pandangan islam?

Pandangan Islam

Tak sedikit warga dunia membanding-bandingkan antara gambar kerusakan akibat kebakaran yang ada di Los Angeles disandingkan dengan gambaran kondisi pembumi hangusan yang ada di Gaza Palestina akibat bom bardir israel yang itu didukung penuh oleh pemerintah Amerika. 
Hal ini sangat wajar apabila masyarakat berpendapat bahwa ini adalah sebuah "Karma", dan sebagai hasil dari apa yang ditanam oleh Amerika dan kejadian ini yang sepantasnya dituai oleh Amerika sendiri. Seolah-olah ini adalah hukuman yang diberikan oleh Allah SWT.

Namun bagi seorang muslim, sudah selayaknya mengucapkan kalimat tayyibah ""innalillahi wa inna ilaihi rojiun" atas kejadian yang telah menimpa Los Angeles. Karena tidak ada satu pun manusia yang layak untuk disyukuri atas bencana atau musibah yang telah menimpanya. Sebab dari kejadian ini tidak seluruhnya masyarakat yang terdampak musibah ini juga mendukung atas kejahatan yang dilakukan oleh pemerintahnya.

Selain itu tidak ada konsep karma dalam Islam, tetapi ada hukum dzarrah dan sunatullah yang berkaitan dengan balasan atas perbuatan. Hukum dzarrah menyatakan bahwa setiap perbuatan manusia, baik atau buruk, akan mendapat balasan yang setimpal. Balasan tersebut bisa di dunia atau di akhirat. Hukum dzarrah disebutkan dalam firman Allah SWT surat Al-Zalzalah ayat 7-8:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ

Artinya : "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."

Hikmah

Atas kejadian ini sudah selayaknya kita merenungi betapa besar kuasa Allah atas segala ciptaannya. Ketika Amerika membutuhkan waktu 1 tahun lebih untuk menghancurkan Gaza Palestina, namun Allah hanya membutuhkan waktu sekejab untuk meluluhlantahkan serupa dengan Gaza. Dari sini menunjukan betapa terbatasnya kemampuan seorang makhluk.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, 
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Artinya: Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal". (QS. At-Taubah : 51)

Allah senantiasa memiliki cara tersendiri untuk membuka mata dunia, bahwa yang terjadi pada tragedi kebakaran Amerika adalah karena bencana alam, sedangkan  yang sebenarnya menderita atas genosida adalah penduduk Palestina, hal ini terjadi akibat kekejaman perbuatan manusia  dan disaksikan oleh manusia. Sudah sepatutnya sesama masnusia tidak pilih-pilih dalam berbela sungkawa. Ada kesedihan yang lebih besar, dan ada bencana yang lebih besar yakni penderitaan Rakyat Gaza Palestina. 

Wallahualam bissawab.[]

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama