Oleh Suci Halimatussa’diah
Ibu Pemerhati Umat
Umar Bin Khattab berkata,
“Tidak ada waktu untuk tidur bagiku. Bila aku tidur siang, masyarakat akan terlantar. Bila aku tidur malam (tanpa mengerjakan ibadah sunah), maka aku akan menyia-nyiakan diriku sendiri.” Sungguh beruntungnya rakyat yang hidup pada zaman di mana mereka dipimpin oleh penguasa yang memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Lalu bagaimana perlakuan penguasa pada saat ini?
Kenaikan PPN 12 persen dan beragam pungutan baru akan membuat pekerja kelabakan di tahun 2025. Sudah menjadi rahasia umum berbagai kenaikan-kenaikan pajak dan lainnya yang dikeluarkan pemerintah itu sejatinya untuk menambah pemasukan negara. Kondisi keuangan negara saat ini sedang tercekik, tetapi juga harus membiayai janji-janji politik presiden terpilih, salah satunya janji makan bergizi gratis.
Beberapa pengamat ekonomi memaparkan akan terjadi ketidakstabilan di tengah masyarakat.
Dikutip dari cnbcindonesia.com, 04/01/2025), berikut adalah beberapa pungutan yang akan ada pada tahun 2025:
1. PPN naik 12 persen.
2. Potensi kenaikan harga gas elpiji.
3. Harga BBM berpotensi naik.
4. Iuran BPJS Kesehatan.
5. Penambahan bahan objek cukai, minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).
6. Rencana Tarif KRL berbasis NIK.
7. IPL Apartemen akan dikenakan PPN.
8. Opsen pajak kendaraan.
Kebijakan Ngawur
Meskipun pemerintah meyakinkan bahwa PPN 12 persen hanya untuk barang mewah, fakta di lapangan harga-harga barang lain tetap naik. Hai ini terkait ketidakjelasan di awal akan barang yang akan terkena PPN 12 persen sehingga penjualnya memasukkan PPN 12 persen pada semua jenis barang. Kenaikan harga juga terjadi pada bahan pokok seperti minyak goreng, telur ayam, beras medium, kedelai biji kering, tepung terigu, dan lain sebagainya.
Ketika harga sudah naik tidak bisa lagi dikoreksi, meski aturan menyebutkan kenaikan PPN hanya untuk barang mewah saja. Sekali lagi rakyatlah yang menanggung dampak buruk dari kebijakan yang ngawur tersebut.
Negara yang mengadopsi kapitalisme membuat narasi seolah kebijakan berpihak kepada rakyat, tetapi sejatinya abai terhadap penderitaan rakyat.
Sebagai contoh sebut saja kebijakan pemerintah terkait asuransi kesehatan atau BPJS Kesehatan yang mereka gaungkan dapat membantu memfasilitasi kesehatan rakyat. Pada kenyataannya itu hanyalah solusi pragmatis pemerintah yang tetap menjadi beban tambahan bagi rakyat.
Faktanya fasilitas kesehatan bukan disediakan oleh negara melainkan dibebankan kepada rakyat lewat iuran BPJS tersebut. Alih-alih memberikan solusi, tetapi yang terjadi justru menambah kesengsaraan bagi rakyat.
Kebijakan ini menguatkan profil penguasa yang otoriter, penguasa yang mengeklaim sebagai wakil rakyat, tetapi mereka juga memanfaatkan kekuasaan untuk keuntungan pribadi. Penguasa mengembangkan kebijakan ekonomi proteksionis sehingga dampaknya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan ketidaksetaraan.
Islam Mengatur Seluruh Kehidupan
Islam mewajibkan penguasa sebagai raa’in yang mengurus rakyat sesuai dengan aturan Islam, dan tidak menimbulkan antipati pada rakyat. Selain itu penguasa akan bersimpati dan mencurahkan segala kemampuan kepemimpinan yang dimilikinya agar rakyat senantiasa tercukupi seluruh kebutuhannya hingga merasakan kesejahteraan.
Dalam Islam, penguasa hanya diwajibkan menerapkan aturan Islam. Sebagaimana yang kita ketahui, Allah Swt. telah menciptakan kita lengkap bersama aturan hidup dan hukum-hukum syariat yang sudah tercantum dalam Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Islam tidak akan membiarkan penguasa memakai hukum buatan manusia, karena sudah jelas bahwa manusia memiliki sifat yang terbatas, lemah, dan bergantung pada yang lain.
Allah Swt. dalam firman-Nya menjelaskan ancaman bagi penguasa yang melanggar aturan-Nya, pada QS. Asy-Syura ayat 42, yang artinya:
“Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapatkan siksaan yang pedih.”
Maka, sudah sepantasnya kita memperjuangkan kembali sistem Islam yang aturannya berasal dari Sang Khalik. Hanya dengan penerapan sistem Islam di muka bumi maka akan tercipta rahmatan lil alamin.
Wallahualam bissawab.[]
Posting Komentar